Lalu, Guns N Roses kembali memainkan cover version. Kali ini milik kelompok grunge Soundgarden, "Black Hole Sun". Sejak meninggalnya vokalis Soundgarden, Chris Cornell, Mei 2017, lagu ini memang jadi lagu cover wajib GNR dalam rangkaian tur Not in This Lifetime, selain "Slither", "Wish You Were Here", dan "The Seeker" (The Who).
GNR memang punya kedekatan dengan Cornell, terutama Duff, yang sempat bermain bersama almarhum pada band Mad Season.
Usai "Black Hole Sun", kemudian "Knockin on Heaven's Door", dan "Nightrain", GNR sempat "pamit" dan lampu panggung pun dimatikan.
Namun, tak lama mereka kembali dengan encore: "Patience", "Don't Cry", "The Seeker", dan menutup konser mereka selama tiga jam penuh itu dengan "Paradise City". Setelah itu, semua personel Guns N Roses mengucapkan salam perpisahan dengan memberi penghormatan kepada penonton.
"Untuk musisi seusia mereka, bermain konstan tiga jam penuh merupakan hal luar biasa," ujar Ricky Siahaan, gitaris Seringai, yang ikut hadir di GBK. "Stamina mereka luar biasa. Saya yakin, mereka benar-benar mempersiapkan konser ini, dengan hidup sehat, berolahraga."
Sementara pengamat musik Budi Ace, memuji penampilan Guns N Roses, terlepas dari fakta Axl kerap kedodoran di lagu-lagu dengan nada tinggi. "Secara show, saya kira sangat menarik. Semua mendapat panggung, Axl, Slash, Duff, juga gitaris Richard Fortus," ujarnya.
Hal senada diungkap pengamat musik Wendy Putranto. "Mungkin penampilan mereka tak lebih istimewa dibanding tahun 2012 lalu, tapi secara pertunjukan, overal, saya kira mereka cukup menghibur."
Tahun 2012 lalu, Guns N' Roses memang sempat menyambangi Indonesia. Namun, ketika itu, hanya Axl yang merupakan personel dari formasi klasik. Itu pula yang membuat konser mereka kali ini menjadi istimewa. "Kembalinya" Slash dan Duff berhasil memuaskan dahaga penggemarnya di Jakarta.
No comments:
Post a Comment